tag:blogger.com,1999:blog-58649811578971948092024-03-06T12:02:10.209-08:00JURNAL INDOorang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.comBlogger54125tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-39398360855027471022010-12-28T14:05:00.000-08:002010-12-28T14:06:55.017-08:00EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SOLFEGIO UNTUK PEMBELAJARAN KETRAMPILAN BERMAIN MUSIK DI SEKOLAH DASAR<div style="text-align: center;"><b><i>Mochamad Usman Wafa, Ferry Bayu Arianto, Bagasworo D.S.</i></b><br />
<i>Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Semarang</i></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Pada umumnya proses pembelajaran musik di Sekolah Dasar belum disertai penerapan metode yang tepat. Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini secara khusus akan mengujicobakan metode solfegio pada pembelajaran praktek instrumen musik. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Sekaran Gunungpati Semarang. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang didukung dengan strategi pencarian data yang meliputi: (1) observasi partisipatif, (2) dokumentasi, dan (3) angket. Analisis yang diperlukan adalah teknik deskriptif dengan prosentase. Berdasarkan data penelitian diperoleh informasi bahwa metode solfegio dapat meningkatkan efektivitas, keaktifan, efisiensi dan keterlibatan siswa sehingga dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran ketrampilan bermain musik (ansembel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diterapkan metode solfegio hanya 10% siswa yang mampu belajar musik Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode solfegio sight reading terdapat peningkatan kualitas dalam penguasaan musik. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari rincian data berikut: 31% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sangat baik, 43% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat baik, 26% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sedang. Ketika diujicobakan metode solfegio ear training. Dari hasil observasi penampilan bermain musik, hasilnya adalah 20% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sangat baik, 46% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat baik, 34% siswa menguasai materi belajar dengan tingkat sedang. Berkaitan dengan hal tersebut, maka disarankan agar guru musik mnenerapkan metode solfegio dalam setiap kegiatan belajar mengajar ketrampilan bermain musik disetiap kelas, sesuai keragaman materi seni yang diajarkan di Sekolah Dasar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><i><b>Kata kunci: </b>metode solfegio (Sight Reading dan Ear training), ketrampilan musik</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/13150786/TASPENGGUNAANMETODESOLFEGIO_MochamadUsmanWafa_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-1505186950890893752010-12-28T14:02:00.000-08:002010-12-28T14:07:40.341-08:00METODE PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BAGI IBU RUMAH TANGGA DI PERMUKIMAN SUB-URBAN (Studi Kasus : Desa Bojongkacor Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung)<div style="text-align: center;"><i>Tri Yunia M., Rakhmita Akhsayanty, R. Maya Sarah G.K., Dewi Lestariyani A.</i><br />
<i>Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Bandung</i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Meningkatnya volume sampah di Bandung telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaannya. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi volume sampah sejak dari sumbernya, terutama sampah domestik, di mana ibu rumah tangga berperan penting di dalamnya. Bagaimana ibu rumah tangga mengelola sampah dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kesadarannya. Untuk itu dibutuhkan sebuah metode pelatihan yang mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut. Selama ini belum ada metode pelatihan yang baku dan sesuai dengan potensi dan kebutuhan ibu rumah tangga. Penelitian ini merekomendasikan sebuah metode pelatihan pengelolaan sampah bagi ibu rumah tangga yang disesuaikan dengan modalitas belajar dan tingkat pengetahuannya. Dalam mengidentifikasi faktor-faktor tersebut dilakukan survei dan pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode ’simple cluster random sampling’ pada daerah sub-urban, sebagai studi kasus yaitu Desa Bojongkacor RW 22 Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Metode pelatihan yang dihasilkan dalam penelitian ini sesuai dengan modalitas belajar dominan ibu rumah tangga, yaitu visual dan kinestetik. Materi pelatihan yang diberikan ditekankan pada aspek-aspek yang mampu meningkatkan pemahaman persampahan dan pengelolaannya serta aplikatif dilakukan dalam skala rumah tangga. Selain itu, untuk mencapai kualitas ’output’ yang berkesinambungan, diperhatikan pula prakondisi seperti penyelenggaraan lomba kebersihan. Penetapan materi sederhana yang aplikatif serta metode yang mendukung modalitas belajar visual dan kinestetik dalam metode pelatihan yang telah dibuat diprediksi akan memberikan hasil yang lebih efektif. </div><div style="text-align: justify;"><br />
<i><b>Kata kunci :</b> sampah domestik, ibu rumah tangga, modalitas belajar, tingkatpengetahuan, metode pelatihan.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.ziddu.com/download/13150785/METODEPELATIHANPENGELOLAANSAMPAH_TriYuniaM_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a></div>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-72936738371011596412010-12-28T13:57:00.000-08:002010-12-28T13:57:02.900-08:00GAMBARAN PEMILIHAN BAHAN PANGAN SUMBER PROTEIN PASCA PEMBERITAAN PENYALAHGUNAAN FORMALIN DALAM BAHAN MAKANAN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN<div style="text-align: center;"><b><i>M. Freddy C Sitepu, A Ardi, TAP Siregar, YS Nasution, Fila Effendi</i></b><br />
<i>Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Sumatera Utara</i></div><br />
<b>ABSTRACT</b><br />
<div style="text-align: justify;">Incidence of formalin issues in protein food-stuff could increase of malnutrition prevalence especially Protein Energy Malnutrition to affect degradation of human resource in Indonesia. This research purpose explained society behavior in chosening protein source food after news formalin issues in food-stuff. It was a descriptive survey with cross sectional design. Amount of sample in this research was 60 respondens in compilation of household menu in Medan Tuntungan Subdistrict. The result of research indicated the decreasing frequency of protein source food after news formalin issues in food-stuff. This research can be expected for database and reference materials in effort improve awareness of society about compilation of well-balanced menu to prevent malnutrition because of it news influence and decrease malnutrition prevalence.</div><br />
<i><b>Key words:</b> Malnutrition, Protein Sources, Formalin</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/13150784/GAMBARANPEMILIHANBAHANPANGAN_M.FreddyCSitepu_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-19929727789278847892010-12-22T23:30:00.000-08:002010-12-22T23:30:31.210-08:00UJI KUALITAS TANAH LIAT MERAH (EARTHENWARE) BEBERAPA DAERAH DI BALI SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN KERAMIK<div style="text-align: center;"><i><b>Erna Risdiana, Komang Wisya Swadarma, Ahyati</b><br />
PS Pendidikan Kimia, IKIP Negeri Singaraja, Singaraja</i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Bali, khususnya Buleleng mempunyai daerah-daerah penghasil tanah liat yang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan keramik. Namun demikian, keramik yang dihasilkan memiliki kualitas yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kandungan tanah liat yang berbeda pada masing-masing daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kualitas tanah liat merah (earthenware) sebagai bahan dasar pembuatan keramik yang berasal dari Desa Tukad Mungga, Banyuning, dan Sambangan, (2) kualitas hasil campuran antara tanah liat merah (earthenware) yang berasal dari Desa Banyuning, Tukad Mungga, dan Sambangan sebagai bahan dasar pembuatan keramik. Populasi penelitian ini adalah tanah liat merah (earthenware) yang ada di tiga Desa yaitu, Tukad Mungga, Banyuning, dan Sambangan, sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara random di ketiga Desa tersebut. Metode penelitian ini adalah eksperimen untuk mengetahui kualitas tanah liat merah (earthenware) sebagai bahan dasar keramik yang meliputi pengukuran sifat-sifat fisika tanah liat yaitu plastisitas, susut kering, susut bakar, dan porositas. Data tentang kualitas tanah liat dikumpulkan dari hasil masing-masing pengukuran dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif untuk mengetahui kualitas tanah liat sebagai bahan dasar keramik. Hasil penelitian menunjukkan (1) tanah liat yang memiliki urutan kualitas paling baik, baik, dan kurang baik sebagai bahan dasar keramik adalah tanah liat yang berasal dari Desa Tukad Mungga, Banyuning, dan Sambangan, (2) komposisi tanah liat terbaik dari campuran ketiga tanah liat yang berasal dari Banyuning, Tukad Mungga, dan Sambangan adalah komposisi antara Sambangan 50% dan Tukad Mungga 50%.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><i><b>Kata kunci:</b> Uji kualitas, tanah liat merah, bahan dasar keramik.</i><br />
<div style="color: blue;"><a href="http://www.blogger.com/goog_284127169"><b><br />
</b></a></div><a href="http://www.ziddu.com/download/13093062/UJIKUALITASTANAHLIAT_ERNARISDIANA_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-73569944685179324472010-12-22T23:26:00.000-08:002010-12-22T23:26:29.891-08:00UJI AKTIFITAS ANTIMALARIA EKSTRAK AIR DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) PADA KULTUR PLASMODIUM FALCIPARUM IN VITRO<div style="text-align: center;"><i><b>Achmad Fachrizal, Ferry Efendi, Dhianita Binarwati, Rinnelya Agustien</b><br />
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya </i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Malaria masih merupakan masalah kesehatan di dunia dan di Indonesia. Penyakit malaria tersebar cukup merata di seluruh kawasan di Indonesia, namun paling banyak dijumpai di luar wilayah Jawa-Bali, bahkan di beberapa tempat dapat dikatakan sebagai daerah endemis malaria. Pengobatan malaria sebagai penyakit menular sudah dilakukan sejak dulu tetapi sampai saat ini masih belum menunjukkan hasil yang optimal. Salah satu kendala yang dihadapi adalah meningkatnya resistensi Plasmodium terhadap obat antimalaria di berbagai daerah sehingga sampai saat ini belum ada obat anti malaria yang ideal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase penghambatan dan IC50 ekstrak air daun jambu biji pada kultur P. falciparum secara in vitro. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang dilakukan secara in vitro. Prosentase penghambatan pemberian ekstrak air daun jambu biji pada kultur isolat P. falciparum secara in vitro pada dosis 0,01; 0,1; 1; 10; 100 μg/ml adalah sebesar 24,4; 43,9; 29,3; 48,8; 65,8 %. Pemberian ekstrak air daun jambu biji mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan P. falciparum in vitro dengan nilai IC50 pada inkubasi 48 jam sebesar 7,35 μg/ml.</div><br />
<i><b>Kata kunci : </b>anti malaria, ekstrak air daun jambu biji, plasmodium falciparum, in vitro</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/13093059/JIAKTIFITASANTIMALARIAEKSTRAK_ACHMADFACHRIZAL_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-43497044138349533992010-12-22T23:22:00.000-08:002010-12-22T23:22:54.542-08:00REGENERASI BENTONIT BEKAS SECARA KIMIA FISIKA DENGAN AKTIVATOR ASAM KLORIDA DAN PEMANASAN PADA PROSES PEMUCATAN CPO<div style="text-align: center;"><b><i>Meldia Evika Fikri dan Reni Kusumadewi</i></b><br />
<i>Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Lampung</i></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Warna merupakan parameter utama dalam penentuan kualitas minyak pada industri minyak kelapa sawit dan digunakan sebagai parameter di dalam dunia perdagangan. Semakin gelap warna CPO, semakin mahal biaya yang dibutuhkan dalam proses pemurnian. Selain itu yang gelap juga menandakan kualitas minyak yang rendah. Salah satu tahap dalam pemurnian CPO menjadi minyak<br />
goreng adalah tahap pemucatan (bleaching), yaitu dengan cara menambahkan adsorben bentonit sebanyak 1,5% dari berat CPO ke dalam CPO. Industri pemurnian CPO untuk menjadi minyak goreng merupakan konsumen terbesar bentonit. Sekitar 200.000 ton/tahun bentonit digunakan dalam industri ini. Bentonit sendiri merupakan sumber daya alam yang tak terbarukan. Dalam upaya menghemat penggunaan bentonit maka dilakukan regenerasi bentonit bekas (bentonit yang telah dikontakkan dengan CPO). Proses regenerasi yang digunakan adalah regenerasi kimia fisika yaitu dengan menggunakan aktivator asam klorida dan dilanjutkan dengan pemanasan. Parameter yang digunakan adalah konsentrasi HCl dengan variasi 8% v/v, 10% v/v, 12% v/v dan temperatur yang divariasikan 190oC, 270oC, 350oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bleached palm oil (CPO yang telah dikontakkan dengan bentonit) memiliki kualitas terbaik setelah melewati proses pemucatan dengan menggunakan bentonit hasil regenerasi pada perlakuan konsentrasi HCl 8% dan temperatur 190 oC dengan persen removal yang diperoleh adalah 47,86 %. Hasil ini lebih baik dibandingkan dengan menggunakan persen removal sebesar 28,57 % dengan waktu pengontakan 30 menit.</div><br />
<i><b>Keywords : </b>pemucatan, bentonit bekas, CPO, bentonit regenerasi, bleached palm oil</i><br />
<div style="color: blue;"><b><br />
</b></div><a href="http://www.ziddu.com/download/13093060/REGENERASIBENTONITBEKASSECARA_MELDIAEVIKA_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-57246389401853497442010-12-22T23:19:00.000-08:002010-12-22T23:19:36.204-08:00POTENSI SENYAWA KAIROMON BATANG KELAPA SEBAGAI PENGENDALI KUMBANG KELAPA (Rhynchophorus spp.)<div style="text-align: center;"><b><i>Muhammad Idris, Dwi Retno Anggraheni, Luluk Palupi Mahareni</i></b><br />
<i>Jurusan Kimia, Universitas Brawijaya, Malang</i></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Senyawa kairomon merupakan senyawa volatil dari batang kelapa (Cocos nucifera L.) yang berpotensi sebagai pengendali hama kumbang kelapa (Rhynchophorus spp.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menguji aktivitas senyawa kairomon hasil isolasi batang kelapa (Cocos nucifera L.). Metode yang digunakan adalah distilasi uap-ekstraksi berkesinambungan (Likens-Nickerson). Isolat yang dihasilkan adalah isolat dalam fasa n-heksana, kloroform, dan air. Hasil identifikasi dengan menggunakan Kromatografi Gas Spektro-fotometer Massa (GC-MS) menunjukkan bahwa komponen yang terkandung dalam isolat batang kelapa fasa n-heksana adalah senyawa golongan alkana rantai panjang, sedangkan yang terdapat dalam isolat batang kelapa fasa kloroform adalah etanol, etil asetat, dan etil propionat yang diduga sebagai senyawa kairomon hasil isolasi batang kelapa. Uji aktivitas secara Olfaktometri menunjukkan bahwa kumbang kelapa, Rhynchophorus spp. lebih tertarik kepada isolat batang kelapa fasa kloroform dengan persentase sebesar 65 % dan waktu orientasi tercepat sebesar 29,53 detik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><i><b>Kata Kunci:</b> Batang kelapa, kairomon, kumbang kelapa, Olfaktometri.</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/13093058/POTENSISENYAWAKAIROMONBATANG_MUHAMMADIDRIS_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-21413682216227118342010-12-22T23:11:00.000-08:002010-12-22T23:11:53.035-08:00PERLAKUAN PENYEDUHAN AIR PANAS PADA PROSES FERMENTASI SINGKONG DENGAN ASPERGILLUS NIGER<div style="text-align: center;"><b><i>Pratiwi Erika, Sherly Widjaja, Lindawati, Fransisca Frenny</i></b><br />
<i>Fakultas Teknobiologi, Universitas katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta</i></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Umbi singkong dapat digunakan sebagai pakan ternak karena kandungan pati yang tinggi serta nilai jualnya yang rendah. Akan tetapi, kadar protein singkong sangat kecil (1-3%) sehingga kurang efektif dalam penggunaannya sebagai pakan ternak terutama unggas. Peningkatan kadar protein singkong dapat dilakukan dengan proses fermentasi substrat padat. Substrat yang dipakai diberi perlakuan dengan diseduh terlebih dahulu sebagai pengganti proses pengukusan dan disuplementasi dengan amonium sulfat. Penyeduhan substrat sebelum proses fermentasi efektif digunakan. Selain lebih ekonomis, kelangsungan proses fermentasi tidak terhambat. Penambahan amonium sulfat pada substrat menjadikan kandungan protein sejati (kadar protein kasar dikurangi sisa nitrogen amonium sulfat) setelah proses fermentasi menjadi lebih tinggi dibandingkan substrat tanpa penambahan amonium sulfat. Kenaikan nilai kadar protein sejati mencapai 107%.</div><br />
<i><b>Kata kunci:</b> umbi singkong, protein, Aspergillus niger, amonium sulfat, seduh</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/13093063/PERLAKUANPENYEDUHANAIRPANAS_PRATIWIERIKA_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-17261725955445992812010-12-22T23:08:00.000-08:002010-12-22T23:08:19.196-08:00PERENDAMAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.) TERHADAP KEBERHASILAN PEMBENTUKAN KELAMIN JANTAN<div style="text-align: center;"><i><b>Sunandar, Tri Makmun Arifin, Nunik Yuliani</b><br />
Jurusan Perikanan, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang</i></div><br />
ABSTRAK<br />
<div style="text-align: justify;">Pemenuhan kebutuhan akan konsumsi ikan gurami dan adanya permasalahan yang spesifik yaitu lambatnya pertumbuhan ikan gurami mendorong untuk melakukan riset tentang teknologi rekayasa pembentukan kelamin jantan ikan gurami dengan menggunakan hormon metiltestosteron. Tujuan praktikum ini untuk mengetahui pengaruh dosis hormon metiltestosteron dan lama perendaman benih ikan gurami terhadap keberhasilan pembentukan kelamin jantan ikan gurami, untuk mengetahui dosis hormon metiltestosteron dan lama perendaman benih ikan gurami yang optimal dan kelulushidupan (survival rate) benih ikan gurami yang terbaik. Metode praktikum yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 12 perlakuan meliputi, faktor 1 (dosis hormon metiltestosteron 0 mg/l, 2.5 mg/l, 5 mg/l, 7.5 mg/l) dan faktor 2 (lama perendaman 3 jam, 6 jam dan 9 jam) dengan 3 ulangan blok.<br />
Analisa data menggunakan ANAVA dan uji BNT sedangkan untuk mengetahui dosis optimal menggunakan analisa regresi. Hasil praktikum ini menunjukkan dosis 4.906 mg/l merupakan perlakuan dosis yang optimal dalam menghasilkan 66.986% ikan gurami jantan dan 30.267% ikan gurami betina, sedangkan lama perendaman tidak bedanyata antar perlakuan, maka lama perendaman optimum yang memiliki waktu lebih singkat yaitu lama perendaman 3 jam. Pengaruh dosis hormon metiltestosteron dan lama perendaman tidak ada pengaruhnya terhadap kelulushidupan benih ikan gurami. Kesimpulan dalam praktikum ini adalah pemberian dosis hormon metiltestosteron pada ikan gurami berpengaruh sangat nyata terhadap keberhasilan pembentukan kelamin jantan, sedangkan perlakuan lama perendaman tidak berpengaruh. Dosis optimal dalam pembentukan kelamin jantan ikan gurami adalah 4.906 mg/l. Pengaruh hormon metiltestosteron dan lama perendaman benih ikan gurami selama perendaman dan selama pemeliharaan tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan benih ikan gurami.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><i><b>Kata kunci:</b> Kelamin jantan, metiltestosteron, perendaman</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/13093061/PERENDAMANBENIHIKANGURAMI_SUNANDAR_2006.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-53334489772697290182010-12-22T20:34:00.000-08:002010-12-22T20:36:30.053-08:00Preparasi Bentonit Terpilar Alumina dari Bentonit Alam dan Pemanfaatannya sebagai Katalis pada Reaksi Dehidrasi Etanol, 1-Propanol serta 2-Propanol<div style="text-align: center;"><i><b>Surya Lubis</b><br />
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala</i></div><br />
<b>Abstract</b><br />
<div style="text-align: justify;">Penelitian tentang modifikasi bentonit dari Kuala Dewa, Aceh Utara menjadi bentonit terpilar alumina dan uji aktivitasnya pada reaksi dehidrasi etanol, 1-propanol dan 2-propanol telah dilakukan. Bentonit alam (Ca-bentonit) dimodifikasi melalui proses pertukaran kation menjadi Na-bentonit dan H-bentonit, kemudian dipilarisasi menggunakan AlCl3 dan NaOH menghasilkan bentonit terpilar alumina. Bentonit terpilar alumina yang diperoleh mempunyai luas permukaan spesifik (72,42 m2/gram) yang lebih besar dibanding dengan bentonit tidak terpilar. Uji aktivitas katalitis bentonit terpilar alumina pada reaksi dehidrasi etanol, 1- propanol dan 2-propanol dilakukan pada suhu 200oC – 400oC. Suhu optimum reaksi dehidrasi etanol, 1-propanol dan 2-propanol menggunakan katalis bentonit terpilar alumina berturutturut adalah 250, 400 dan 200oC dengan konsentrasi dietil eter 25,44; 2,31 dan 3,29%. Aktivitas katalis bentonit terpilar alumina pada reaksi dehidrasi alkohol sesuai dengan urutan etanol > 2-propanol > 1-propanol.</div><br />
<i><b>Kata kunci:</b> bentonit terpilar alumina, dehidrasi, etanol, 1-propanol, 2-propanol</i><br />
<br />
(Available online: http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/rkl/article/view/17303)<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/13091307/PreparasiBentonitTerpilar_SuryaLubis_2007.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-81276633144959258622010-12-09T14:16:00.000-08:002010-12-09T14:16:15.312-08:00Rancang Bangun Mesin Hammer Mill Type Multi Hammers<div style="text-align: center;"><b><i>Fajar Nurjaman</i></b><br />
<i>UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung, LIPI</i><br />
<i>Jl. Ir. Sutami Km. 15 Tanjung Bintang, Lampung Selatan – Lampung</i><br />
<i>Email : nurjaman_80@yahoo.com</i></div><b><br />
Intisari</b><br />
<div style="text-align: justify;">Grinding activity atau yang lebih dikenal dengan istilah penggerusan, merupakan sebuah tahap awal dari berbagai proses pengolahan, terutama pada pengolahan mineral ataupun pengolahan paska panen. Ada beberapa macam jenis mesin penggerus/milling machine, diantaranya hammer mill, ball mill, disk mill, dan lain sebagainya.<br />
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai rancang bangun (pembuatan) hammer mill dengan type multi hammers yang sangat cocok untuk digunakan pada industri pengolahan mineral ataupun pengolahan pasca panen dengan produk keluaran (output) berukuran mesh 10-100 (2,54 mm – 0,254 mm). Bahan yang digunakan untuk pembuatan alat ini adalah mild steel plate untuk hopper dan casing, baja tahan gesek untuk hammers serta baja profil UNP 80 (80 x 40 x 4 mm) untuk rangka alat tersebut. Alat ini terdiri dari sebuah drum berukuran 500 mm, dimana didalamnya terdapat 72 buah hammers berukuran 165 x 70 x 15 mm dimana hammers tersebut dipasang pada sebuah poros yang berputar dengan kecepatan 1450 Rpm, dimana poros ini diputar oleh motor listrik bertenaga 10 HP dengan putaran 2900 Rpm dengan menggunakan transmisi belt dan pulley. <br />
Dari hasil percobaan mengenai unjuk kerja/kapasitas alat ini terhadap tiga jenis material/bahan yang berbeda, yaitu bijih besi, batubara dan singkong (chip) diperoleh hasil sebagai berikut, yaitu 400 Kg/jam untuk bijih besi dengan produk keluaran berukuran mesh 30-60, 500 Kg/jam untuk batubara dengan produk keluaran berukuran mesh 30-40 dan 1000 Kg/jam untuk singkong (chip) dengan produk keluaran berukuran mesh 60-80.</div><br />
<i><b>Kata kunci:</b> grinding, hammer mill, hammers, pengolahan, mineral, pasca panen</i><br />
<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12900738/R1_15_FAJAR_rancangbangun.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-50305114318095495192010-12-09T14:12:00.000-08:002010-12-09T14:12:34.868-08:00PENINGKATAN MUTU FELDSPAR UNTUK INDUSTRI DALAM NEGERI<div style="text-align: center;"><b><i>Etty Marti Wigayati, Erfin Yundra Febrianto</i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Fisika LIPI</i></div><br />
<br />
<b>INTISARI</b><br />
<div style="text-align: justify;">Feldspar merupakan bahan baku utama dalam industri pembuatan keramik. Keberadaan feldspar di Indonesia cukup banyak tersedia antara lain dari Tulung Agung, Flores dll, sementara sebagian besar dari industri keramik yang ada di Indonesia membeli feldspar dari luar negeri seperti Cina dan Korea. Masalahnya bukan disebabkan karena mutu ataupun kualitas feldspar Indonesia yang kurang bagus, tetapi disebabkan karena feldspar hasil galian penambang feldspar Indonesia mempunyai mutu yang tidak standar, terutama terhadap kandungan Fe2O3 nya, sehingga industri keramik enggan menggunakan feldspar dalam negeri. <br />
Pada makalah ini telah lakukan penelitian peningkatan mutu feldspar dengan cara: feldspar diturunkan kadar logam pengotor Fe dalam bentuk oksidanya yaitu Fe2O3. Material ini akan mempengaruhi pembentukan badan keramik pada saat dibakar. Misalnya Fe2O3 apabila kadarnya terlalu tinggi bila dibakar akan mengakibatkan perubahan warna pada badan keramik.<br />
Metoda yang digunakan adalah peredam dan magnetik separator. Pada metoda peredaman feldspar direndam dengan HCl pada konsentrasi dan waktu yang divariasikan. Dengan peredaman akan terjadi reaksi oksida besi dengan HCl, sehingga terlepas dari badan utama feldspar, yang selanjutnya dianalisa dengan AAS. Metoda magnetik separator adalah melewatkan slurry feldspar kedalam unit magnetik separator, yang dapat menarik Fe2O3 karena merupakan material paramagnetik. <br />
Hasil analisa didapat feldspar dari Cina memiliki kandungan Fe2O3. lebih kecil dibanding feldspar dari Lodoyo dan Flores. Feldspar dari metoda peredamkan ini dapat memenuhi persyaratan untuk bahan keramik halus seperti porselen, saniter gerabah halus padat, dan kaca lembaran. Sedang pemurnian feldspar dengan metoda magnetik separator, yang dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan baku keramik hanya pada felspar Cina.</div><br />
<i><b>Kata kunci: </b>feldspar, kestabilan mutu, mutu feldspar, magnetik separator, slurry feldspar</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12900737/R1_14_etty_peningkatanmutu.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-89866019383379520272010-12-09T14:10:00.000-08:002010-12-09T14:10:00.288-08:00SINTESIS HIDROTERMAL ATAPULGIT BERBASIS BATUAN GELAS VOLKANIK (PERLIT) : Perbedaan Perlakuan Statis dan Dinamis Pengaruhnya Terhadap Kuantitas dan Kualitas Kristal<div style="text-align: center;"><b><i>Eko Tri Sumarnadi Agustinus</i></b><br />
<i>Puslit Geoteknologi , Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135</i><br />
<i>Tlp. (022)-2503654, E-mail: esumarnadi@yahoo.co.id</i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Sintesis hidrotermal merupakan salah satu cara kristalisasi suatu bahan dari larutan dengan kondisi suhu dan tekanan tertentu. Eksperimen dilakukan untuk mengubah batuan perlit yang bersifat amorf menjadi bentuk kristal atapulgit sintetis dalam skala laboratorium dengan mengacu kejadiannya di alam. Walaupun di Indonesia banyak diketemukan bahan galian industri, namun belum tentu memenuhi persyaratan industri. Seperti atapulgit merupakan salah satu jenis bahan galian industri yang digunakan sebagai bahan baku obat-obatan (industri farmasi), pada kenyataannya Indonesia masih import. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh perbedaan perlakuan statis dan dinamis terhadap kuantitas dan kualitas kristal atapulgit sintetis yang mempunyai daya serap tinggi terhadap bakteri. <br />
Bahan eksperimen berupa batuan gelas volkanik (perlit) dibuat dalam bentuk gel melalui peleburan dan pelarutan digunakan sebagai umpan proses. Ekperimen dilakukan dalam sebuah autoclave dengan 2 (dua) metode, yakni perlakuan statis (tanpa pengadukan) dan dinamis (dengan pengadukan). Sebagai kondisi tetap, yaitu viskositas gel (5 poise), konsentrasi EDA (ethylene diamine) dengan ratio antara EDA/GEL= 20/100 dan pada suhu reaksi sekitar 200oC serta tekanan yang merupakan fungsi dari temperatur. Sedangkan perbedaan perlakuan dan lamanya waktu reaksi sebagai variabel bebas. Kuantitas kristal dihitung berdasarkan tingkat perolehan (recovery), sedangkan kualitas kristal di observasi melalui analisis SEM (Scanning Electron Microscope) dan uji daya serap terhadap bakteri Eschericia Coli (E. Coli) yang berperan sebagai indikator variabel respon. <br />
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa perlakuan metode statis memberikan indikasi bentuk kristal sesuai dengan disain, meskipun dengan tingkat perolehan (23,43 %) dan daya serap terhadap bakteri E. Coli (43 %) masih relatif rendah. Sedangkan metode dinamis memberikan bentuk kristal yang relatif seragam, walaupun dengan bentuk kristal masih belum sempurna tetapi mempunyai tingkat perolehan (41,61 %) dan daya serap (89,90 %) lebih tinggi dibandingkan dengan metode statis. Hasil penelitian ini akan ditindak lanjuti dengan berbagai uji aplikasi, misalnya sebagai mineral preservasi mikroorganisme pemecah phenol untuk mengatasi pencemaran limbah cair industri dan diharapkan pada masa mendatang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam mengantisipasi kebutuhan bahan baku industri farmasi yang hingga kini masih diimport. </div><br />
<i><b>Kata kunci : </b>Perlit, sintesis hidrotermal, statis, dinamis, kristal atapulgit, daya serap, bakteri E. Coli.</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12900739/R1_13_ekoTRI_sintesishidrotermal.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-89716507158655320362010-12-09T14:05:00.000-08:002010-12-09T14:06:29.917-08:00UJI REAKSI SLAKING PADA LIMESTONE DARI RUMPIN, BOGOR<div style="text-align: center;"><b><i>Eko Sulistiyono dan Murni Handayani </i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI</i><br />
<i>Gedung 470 Kawasan Puspiptek Serpong </i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Proses slaking merupakan proses reaksi antara hasil kalsinasi berupa kalsium oksida aktif dengan air yang bertujuan melarutkan unsur kalsium menjadi larutan oksida. Proses dilakukan dengan menggunakan variabel massa padatan sampel limestone . Pada kegiatan ini menggunakan variabel massa sampel kalsit yaitu pada massa 50 g, 100 g, 150 g, 200 g dan 250 g dengan volume pelarut air masing-masing adalah 500 ml. Hasil proses slaking menunjukkan bahwa reaksi paling cepat terjadi pada 200g / 500 ml dengan suhu maksimal 77.5 dengan waktu 4.02 menit. Namun dari hasil produk slaking yang telah dikeringkan dapat diketahui bahwa hasil terbaik tejadi pada variable 150 g / 500 ml air dengan bulk density paling rendah. </div><br />
<i><b>Kata kunci :</b> Limestode slaking, massa sampel, Bulk Density</i><br />
<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12900742/R1_12_ekosulistiyono_ujireaksi.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-20753896988926870462010-12-09T14:02:00.000-08:002010-12-09T14:02:42.759-08:00ELIMINASI UNSUR BESI DAN SILIKA PADA PROSES HIDROMETALURGI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT DARI BATU KAPUR RUMPIN-BOGORELIMINASI UNSUR BESI DAN SILIKA PADA PROSES HIDROMETALURGI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT DARI BATU KAPUR RUMPIN-BOGOR<div style="text-align: center;"><b><i>Eko Sulistiyono dan Murni Handayani </i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI</i><br />
<i>Gedung 470 Kawasan Puspiptek Serpong </i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Proses pemisahan unsur besi dan silika dari batu kapur pada pembuatan kalsium karbonat presipitat merupakan tahapan proses yang penting. Tujuan dari pengamatan pemisahan unsur besi dan silika adalah untuk mendapatkan metode yang tepat dalam pembuatan kalsium carbonate presipitat dengan kualitas tinggi. Percobaan pertama diperoleh hasil kadar besi 0,036 %, silika 0,093 % dan magnesium 0,034 % dan pada percobaan kedua diperoleh hasil kadar besi 0,009 % , silica 0,012 % dan magnesium 0,010 %. Dari hasil percobaan terlihat bahwa batu kapur dari rumpin dengan kualitas yang rendah dimana kadar silika sekitar 14 % dapat direduksi menjadi dibawah 0,1 %. Metode kedua menghasilkan kualitas produk yang lebih bagus dibandingkan metode pertama.</div><i><br />
<b>Kata kunci :</b> Eliminasi, Besi, Silika, Hidrometalurgi, kalsium karbonat presipitat</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12900740/R1_11_ekosulistiyono_eliminasiunsur.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-24218030229656637782010-12-09T13:59:00.000-08:002010-12-09T13:59:33.131-08:00POTENSI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MINERAL PASIR BESI DI INDONESIA<div style="text-align: center;"><b><i>Edi Herianto </i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI</i><br />
<i>Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314</i><br />
<i>e-mail : edih001@lipi.go.id. Hp : 0815 88 57 960</i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Potensi pengembangan sumber daya mineral pasir besi di Indonesia sudah waktunya untuk dilakukan, mengingat sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada cukup potensial. Disamping itu baik institusi lembaga penelitian perguruan tinggi maupun industri di Indonesia sudah banyak yang telah melakukan penelitian dasar, terapan bahkan sampai pada skala pilot. Potensi sumber daya pasir besi di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat kandungan pasir besi, mulai dari pulau sumatera, sepajnag pantai selatan pulau jawa, termasuk di kawasan timur Indonesia. Sampai saat ini pasir besi belum di upayakan secara optimal, sebagian kecil hanya dimanfaatkan di pabrik pembuatan semen. Dengan pemanfaatan pasir besi di dalam negeri untuk industri besi dan baja paling tidak bisa berdiri empat bidang industri, yaitu industri konsentrat pasir besi, industri pengolahan bahan baku antara (spong iron, sinter, pelet atau briket tereduksi, dll), industri besi cor dan baja, industri hilir (flat & rolled products, profilled products, dll).<br />
Manfaat atau dampaknya terhadap pengembangan industri pasir besi di wilayah Indonesia yaitu, membuka lapangan pekerjaan baru secara luas di setiap sentra tambang pasir besi, konsentrat pasir besi dan industri-industri peleburan. Memberi kesempatan pada para sarjana di masing-masing wilayah untuk menerapkan ilmunya di sentra-sentra industri bersangkutan baik dari segi teknologi pengolahan, manajemen, ekonomi maupun pemasaran. Disamping pekerja berada di industri, juga membuka kesempatan pada masyarakat sekitar industri untuk berdagang makanan guna melayani para pekerja. Bagi pemerintah daerah tentunya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), sehingga pemerintah daerah dapat dengan cepat membangun daerahnya masing-masing. Bagi negara dengan adanya industri-industri pengolahan pasir besi menjadi bahan baku antara atau besi dan baja, tentunya menghemat devisa negara sehingga dana yang ada dapat digunakan untuk membangun bangsa secara merata, demi kepetingan rakyat, tentunya dengan adanya industri-industri pengolahan pasir besi ini akan memacu industri-industri baru dalam pengolahan pertambangan baik pengembangan untuk mineral industri maupun mineral logam yang lainnya.</div><br />
<i><b>KATA KUNCI :</b> Potensi sumber daya mineral, pasir besi, konsentrat, bahan baku antara, spong iron, pelet-briket tereduksi, sinter, besi dan baja, rotary kiln, RHF, kupola, tungkit, jalur listrik.</i><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12900736/R1_10_ediherianto_potensipengembangan.pdf.html">Download Full Paper</a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-14108825031811071772010-12-09T13:52:00.000-08:002010-12-09T13:53:25.408-08:00LANGKAH AWAL UNTUK PROSES EKTRAKSI LOGAM TEMBAGA DARI BIJIH TEMBAGA<div style="text-align: center;"><i><b>Edi Herianto* dan Sudarsono**</b><br />
*Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI<br />
Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314<br />
e-mail : edih001@lipi.go.id. Hp : 0815 88 57 960<br />
**Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPI<br />
Jl.Sangkuriang Bandung 40135</i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Langkah awal dalam penelitian ektraksi mineral logam yang perlu dilakukan adalah karakterisasi bijih yang akan diolah. Karena tanpa adanya penelitian awal ini maka kita sulit untuk melakukan penelitian selanjutnya. Karena dari penelitian awal ini kita mendapat gambaran mengenai jenis bijih, komposisi bijih dan lain sebagainya yang diperlukan dalam proses ektraksi selanjutnya. Bijih yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bijih tembaga yang berada di daerah Kecamatan Slahung di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. <br />
Dari hasil analisis terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, untuk bijih dengan sampel A, mineralisasi bijih yang terbentuk adalah type sulfida, dan sebagai mineral pengotor adalah type silikat dan sulfida, proporsi volume relatif dalam sampel : bijih tembaga (15 – 25 %) : kalkopirit (12-15 %), malasit (5-8 %), kuprit + kovelit (1%), digenit + kalkosit (2 %). Mineral pengotor untuk tembaga (75 – 85 %) : Kuarsa (60-65 %), pirit (10-15 %). Sedangkan untuk bijih yang dengan sampel B atau bijih yang diambil dari bolder yang berbeda menunjukan hasil mineralisasi bijih yang terbentuk adalah type sulfida, dan sebagai mineral pengotor adalah type silikat dan sulfida, proporsi volume relatif dalam sampel : bijih tembaga (25 – 30 %) : kalkopirit (15-20 %), kovelit + Kuprit + azurit (5-15 %), malasit (1-2 %). Mineral pengotor untuk tembaga (70 – 75 %) : Kuarsa (60-65 %), pirit (10-15 %). Emas murni (<<<< 1 %), berwarna kuning, sangat halus 1-3 µm, inklusi di dalam kristal pirit dan kalkopirit. Melihat mineralisasi bijih tersebut maka proses ekstraksi tembaga sebaiknya menggunakan jalur pyrometalurgi, namun sebelum diproses lebih lanjut bijih perlu dikonsentrat terlebih dahulu untuk meningkatkan kadar tembaga di dalam bijih.</div><br />
<i><b>KATA KUNCI :</b> Langkah awal, ektraksi tembaga, bijih tembaga, ponorogo, Jawa Timur, karakterisasi, pemilihan proses.</i><br />
<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12900741/R1_9_ediherianto_langkahawal.pdf.html" target="_blank"><b>Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-61385381432480392612010-12-08T07:55:00.000-08:002010-12-08T07:55:19.972-08:00KOMPOSIT PASIR BESI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BESI DAN BAJA<div style="text-align: center;"><b><i>Dedy Sufiandi dan Edi Herianto</i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI</i><br />
<i>Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang 15314</i><br />
<i>e-mail : edih001@lipi.go.id. Hp : 0815 88 57 960</i></div><b><br />
</b><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Penelitian dibidang metalurgi terutama pemanfaatan bahan baku lokal baik bijih konvensional, pasir besi maupun besi laterit akhir-akhir ini berkembang cukup pesat bagaikan jamur tumbuh dimusim hujan. Hal ini banyak ditunjukan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan baik oleh lembaga penelitian, perguruan tinggi maupun pihak industri, melalui seminar-seminar yang banyak diadakan di dalam negeri. Tentunya langkah ini menunjukan hal yang sangat positip untuk cepat terwujudnya aplikasi pengembangan industri besi dan baja berbasis bahan baku lokal. </div><div style="text-align: justify;"> Telah juga dilaksanakan penelitian pemisahan besi dari pasir besi Surade, Sukabumi, Jawa Barat. Langkah yang dilakukan untuk memisahkan besi dari pasir besi tersebut adalah dibuat komposit pasir besi dengan campuran batubara sebagai bahan reduktor dan digunakan bentonit untuk bahan pengikat. Komposit pasir besi dengan ukuran – 100 mesh dibuat pelet, selanjutnya dilakukan reduksi untuk memisahkan logam Fe dari oksida pengotor terutama oksida titan. Reduksi dilakukan pada temperatur 1200 OC dengan variabel bahan reduktor 15 %, 20 % dan 25 %, serta penahanan waktu 60 menit dan 1 jam. Komposit yang telah direduksi selanjutnya dilebur pada temperatur 1500 oC. Dari hasil peleburan menunjukan besi yang dihasilkan tidak begitu maksimal atau recovery logam besi nya masih belum maksimal, untuk recovery besi tertinggi diperoleh sebesarr 85 % dicapai dengan bahan reduktor 25 % dan penahanan waktu reduksi 60 menit. Hasil ini dihitung dari analisa slag yang masih mengandung besi sekitar 15 %. Hal ini ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi antara lain, metalisasi logam besi yang belum sempurna (rendah) atau recovery logam besi dari slag yang masih rendah, kondisi ini dapat disebabkan oleh temperatur peleburan yang kurang tinggi atau waktu peleburan yang kurang lama. Sehingga penelitian ini ada baiknya untuk peleburan komposit yang telah direduksi digunakan Arc furnace, menginggat di laboratorium Pusat penelitian Metalurgi tidak memiliki tungku Arc Furnace.</div><br />
<i><b>KATA KUNCI : </b>Komposit, pasir besi, pelet, surade, Sukabumi, reduksi, peleburan, besi dan baja</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880939/R1_8_dediSufiandi_kompositpasirbesi.pdf.html"><b style="color: blue;">Download Full Paper </b></a><i><br />
</i>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-68623954204389976142010-12-08T07:50:00.000-08:002010-12-08T07:50:07.697-08:00STUDI POTENSI MINERAL DOLOMIT DARI BANGKALAN MADURA<div style="text-align: center;"><b><i>Deddy Sufiandi, Eko Sulistiyono dan Murni Handayani </i></b><br />
<i>Pusat Peneklitian Metalurgi – LIPI Gedung 470 Kawasan Puspiptek Serpong </i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Potensi hasil pertambangan di Kabupaten Bangkalan yang cukup menonjol adalah bahan mineral berbasis karbonat yaitu batu kapur ( limestone ), batu kapur mineral kalsit dan dolomit. Hingga saat ini potensi mineral berbasis karbonat tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya sebatas untuk bahan urugan tanah dan bahan bangunan. Pada ulasan ini akan dipaparkan kemungkinan pemanfaatan salah satu mineral berbasis karbonat yaitu dolomit yang ada di Kabupaten Bangkalan. Metode pengkajian yang dipaparkan dalam tulisan ini adalah metode pencairan data sekunder potensi bahan galian dan struktur geologi, survei lapangan ke beberapa titik pengambilan sampel, wawancara mendalam dan analisis SEM . Dari hasil analisa SEM terlihat bahwa peak yang muncul adalah magnesium, kalsium, karbon dan oksigen dan unsur pengotor dari besi ( Fe ), aluminium ( Al ) dan silika ( Si ). </div><br />
<i><b>Kata Kunci: </b>Mineral Dolomit, Peak , Potensi, Hasil Tamnbang, Bangkalan </i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880940/R1_7_dediSufiandi_StudiPotensi.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-74104667011231928222010-12-08T07:40:00.000-08:002010-12-08T07:45:59.372-08:00PENINGKATAN NILAI TAMBAH BATUBARA SERBUK HASIL SAMPING PROSES CRUSHING MELALUI PROSES KARBONISASI<div style="text-align: center;"><b><i>David Candra Birawidha, Kusno Isnugroho, Slamet Sumardi </i></b><br />
<i>UPT. Balai Pengolahan Mineral Lampung, LIPI</i><br />
<i>Jl. Ir Sutami Km 15 Tanjung Bintang, Lampung Selatan</i><br />
<i>cb_r500@yahoo.com, kojay_99@yahoo.com</i></div><br />
<b>INTISARI</b><br />
<div style="text-align: justify;">Dewasa ini penggunaan batubara semakin meluas untuk sektor industri, tidak hanya kelas besar melainkan juga telah merambah hingga sektor home industri, seiring dengan kenaikan nilai ekonomis bahan bakar minyak. Dulu masyarakat industri sangat tergantung dengan bahan bakar minyak karena pemerintah masih mampu memberikan subsidi yang besar di sektor ini, tetapi seiring terjadinya krisis ekonomi global, pemerintah mulai terbebani dan salah satu alternatifnya mengurangi subsidi pada minyak. Oleh karena itu, para pelaku industri berusaha mencari bahan bakar alternatif yang lebih murah dari minyak salah satunya adalah batubara. Konsumsi batubara sangat beragam penggunaannya, ada yang membutuhkan batubara dengan dimensi ukuran yang besar, medium ataupun kecil. Sehingga untuk mendapatkan berbagai macam kebutuhan dimensi tersebut digunakan metoda penghancuran dulu atau crushing. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap proses produksi kebanyakan menghasilkan limbah, dimana dalam proses crushing ini memberikan limbah sisa berupa batubara serbuk. Biasanya pemanfaatannya kebanyakan adalah sebagai bahan baku briket batubara. Akan tetapi nilai ekonomis dari briket ini tidak begitu maksimal, diperlukan usaha nilai tambah. Sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan usaha peningkatan nilai tambah yaitu dengan proses karbonisasi. Biasanya proses karbonisasi untuk batubara yang berdimensi serbuk adalah dengan metoda fluidized bed, tetapi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara pengovenan dengan metoda udara sekunder. Dimana batubara serbuk terlebih dahulu dibuat menjadi briket batubara yang dicampur dengan tepung tapioka atau aci sebagai binder yang kemudian di tekan atau dicetak dalam mesin cetak model roll. Setelah tercetak lalu dikeringkan selama beberapa waktu. Kemudian briket tersebut dimasukkan dalam oven yang dibuat dari drum kapasitas 100 kg yang dimodifikasi. Proses pemasukan bahan baku karbonisasi dalam drum, dicampur dengan batubara bongkah sebagai indikator fisik berhasil tidaknya proses karbonisasi. Proses karbonisasi dilakukan selama 8 – 10 jam yang kemudian dilakukan proses pendinginan selama sehari. Dari hasil analisa didapatkan bahwa terjadi peningkatan kadar fixed carbon dari briket batubara yaitu sebesar dari 31,35% menjadi 47,14%. Sedangkan batubara bongkah sebagai indikator fisik, kadar FC nya naik menjadi 81,73%. Dari segi penampilan fisiknya batubara bongkah indikator berhasil terkarbonisasi terbukti salah satunya dari beratnya menjadi lebih ringan, berdenting dan lebih getas dan untuk briket batubara juga berubah fisiknya menjadi lebih hitam pekat. Kemudian dilakukan usaha pembanding yaitu dengan mengkarbonisasi batubara bongkah dengan metode yang sama. Proses karbonisasi dilakukan selama 20 – 28 jam yang kemudian dilakukan proses pendinginan selama sehari. Dari hasil analisa didapatkan kadar FC batubara menjadi 93,6% dan mempunyai penampilan fisik yang sama dengan batubara bongkah indikator. Selain itu dilihat dari faktor waktu yang diperlukan dalam proses karbonisasi, proses untuk briket jauh lebih cepat. Hal ini dikarenakan porositas dalam bentuk briket lebih besar sehingga proses pembakaran jauh lebih cepat sehingga lebih ekonomis.</div><br />
<i><b>Kata kunci:</b> karbonisasi, batubara, briket, udara sekunder, serbuk </i> <br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880938/R1_6_DavidChandra_PeningkatanNilai.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-56798408074344295832010-12-08T07:27:00.000-08:002010-12-08T07:27:05.561-08:00KARAKTERISTIK REDUKSI BIJIH BESI LATERIT<div style="text-align: center;"><b><i>Basso D. Makahanap dan A. Manaf</i></b><br />
<i>Program Pasca Sarjana Ilmu Material</i><br />
<i>Kampus UI, Jl. Salemba Raya No 4, Jakarta 10430, Indonesia</i><br />
<i>e-mail: bassod.makahanap@krakatausteel.com</i></div><br />
<b>Abstrak</b><br />
<div style="text-align: justify;">Indonesia mempunyai banyak cadangan bijih besi laterit (laterit) dan batubara. Sampai saat ini bijih besi laterit belum dipakai sebagai bahan baku utama dalam industri baja. Untuk menjajaki kemungkinan penggunaan laterit dan batubara sebagai bahan baku pembuatan baja, dilakukan penelitian reduksi laterit dengan reduktor batubara antrasit (antrasit) dan batubara bituminus (bituminus) dalam kondisi isotermal pada selang temperatur 800 – 1100 oC. Komposisi mineral hasil reduksi dianalisa dengan X-ray diffractometer (XRD) untuk mempelajari efektivitas reduksi kedua reduktor tersebut dan karakteristik kinetika metalisasi reduksinya. Metalisasi ditentukan oleh temperatur dan waktu reduksi, metalisasi maksimal tercapai pada temperatur dan waktu reduksi yang maksimal. Kinetika metalisasi reduksi pada kondisi isotermal menunjukkan ada dua tahap reduksi yang mengindikasikan ada dua tahap atau mekanisme reduksi. Mampu reduksi bituminus ternyata lebih besar dibandingkan antrasit. </div><br />
<i><b>Kata kunci:</b> laterit,reduksi,batubara, metalisasi.</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880223/R1_5_BassoD_karakteristikreduksi.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-88736531074488115142010-12-08T07:23:00.000-08:002010-12-08T07:23:32.589-08:00PELEBURAN DAUR ULANG SEKRAP ALUMINIUM UNTUK MEMPEROLEH PERSENTASE BERAT SUSUT TERENDAH<div style="text-align: center;"><b><i>Bintang Adjiantoro, I Nyoman Gede P.A</i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Metalurgi, Gedung 470</i><br />
<i>Kawasan PUSPIPTEK</i> <i>Serpong </i></div><br />
<b>Abstrak</b><br />
<div style="text-align: justify;">Daur ulang dari beberapa jenis sekrap aluminium komersil telah dilakukan melalui peleburan ulang dengan tujuan untuk mengetahui % hasil perolehan logam yang tinggi. Dari hasil penelitian, persentase berat susut yang relatif rendah diperoleh dari jenis sekrap kawat dan pelat, masing-masing mencapai 12% dan 20%. Sedangkan persentase berat susut jenis sekrap Cans mencapai 35,2%. Tingkat kemurnian tertinggi diperoleh dari jenis sekrap kawat kemudian diikuti oleh jenis sekrap tube dan pelat. Untuk mengurangi berat susut dan sekaligus mengurangi kelarutan Fe digunakan cawan yang dilapisi dengan air setting mortar.</div><br />
<i><b>Kata kunci: </b>Daur ulang, Sekrap aluminium, Peleburan ulang, berat susut, komposisi kimia.</i><br />
<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880222/R1_4_BintangAdjiantoro_Peleburandaurulang.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-80621288046789143212010-12-08T07:19:00.000-08:002010-12-08T07:45:17.562-08:00PENGARUH TEMPERATUR REDUKSI DALAM PROSES PENINGKATAN KADAR NIKEL (Ni) DAN BESI (Fe) PADA BIJIH NIKEL LATERIT JENIS LIMONIT<div style="text-align: center;"><b><i>Agus Budi Prasetyo, F.Firdiyono, Yusuf</i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI</i><br />
<i>Gedung 470 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang</i></div><br />
<b>Abstrak</b><br />
<div style="text-align: justify;">Telah dilakukan percobaan reduksi bijih nikel laterit jenis limonit sebagai bahan baku pembuatan Nickel Containing Pig Iron (NCPI) yang berasal dari Sangaji, Halmahera. Percobaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kadar Ni dan Fe. Tahapan percobaan yaitu penggerusan bijih nikel limonite sampai menjadi ukuran – 80 mesh, dari sampel tersebut sebagian dianalisa dengan menggunakan AAS untuk mengetahui kadar Ni dan Fe dalam bijih nikel laterit jenis limonit tersebut. Dari analisa awal bijih nikel laterit jenis limonite dengan menggunakan AAS diperoleh kadar Ni sebesar 1,79 % dan Fe sebesar 48,72 %. Sebagian dibuat pelet dengan pencampuran batubara 15 % dan bentonit 2 %. Proses reduksi dilakukan menggunakan muffle furnace dengan variabel perbedaan temperatur 9000 C, 9500 C, 10000 C dan 11000 C dengan waktu reduksi tetap selama 1 jam. Hasil Reduksi kemudian di konsentrasi menggunakan magnetik separator. Hasil konsentrasi berupa konsentrat dan tailing kemudian dianalisa dengan AAS untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kadar Ni dan Fe setelah dilakukan reduksi. Hasil analisa AAS dari konsentrat menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur semakin tinggi kadar Ni dan Fe. Dari hasil percobaan diatas diperoleh data optimum yaitu pada suhu 11000 C diperoleh kadar Ni sebesar 2,27 % dan Fe sebesar 53,59 %. Dari percobaan diatas perlu dilakukan percobaan lanjutan untuk menentukan pemakaian jumlah reduktor, dan lama waktu reduksi yang lebih optimum.</div><br />
<i><b>Kata kunci :</b> Nikel laterit, limonit, Nickel Containing Pig Iron (NCPI), reduksi , magnetik separator, konsentrat, tailing</i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880220/R1_3_AgusBudiP_Pengaruhtemperatur.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-52294413626658458412010-12-08T07:13:00.000-08:002010-12-08T07:15:23.144-08:00UJI PROSES KALSINASI DOLOMIT DARI LAMONGAN JAWA TIMUR UNTUK BAHAN BAKU LIGHT CALSIUM-MAGNESIUM CARBONATE PRECIPITATE<div style="text-align: center;"><b><i>Agus Budi Prasetyo, Eko Sulistiyono</i></b><br />
<i>Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI</i><br />
<i>Gedung 470 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang</i></div><br />
<b>Abstrak</b><br />
<div style="text-align: justify;">Telah dilakukan proses kalsinasi dari mineral batuan dolomit dari daerah Lamongan Jawa timur. Proses kalsinasi meruapakan salah satu tahapan proses dalam percobaan pembuatan Magnesium-calsium Carbonate precipitat. Proses kalsinasi merupakan proses pemisahan senyawa karbonat menjadi magnesium oksida dan kalsium oksida dengan hasil samping terbentuknya gas CO2. Kalsinasi dilakukan dengan menggunakan peralatan muffle furnace pada suhu 700 oC pada beberapa variabel ukuran mesh dari sampel dolomit. Ukuran sampel yang digunakan pada proses kalsinasi adalah - 80 mesh, - 45 + 80 mesh, - 20 + 45 mesh, +1/2 mesh. Kalsinasi dilakukan dilakukan pada variabel waktu yang berbeda-beda antara 1 sampai 7 jam dengan temperatur 700 oC. Variabel ukuran butiran menunjukkan hasil yang tidak begitu berpengaruh terhadap % berat yang hilang, hal ini disebabkan karena adanya porositas butiran maka CO2 mudah lepas dari oksidanya. </div><br />
<i><b>Kata Kunci: </b>Dolomit, kalsinasi, Magnesium-calsium carbonate presipitate, magnesium oksida, kalsium oksida</i><br />
<br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880221/R1_2_AgusBudiP_Ujikalsinasi.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5864981157897194809.post-87797828937231393092010-12-08T07:03:00.000-08:002010-12-08T07:03:53.370-08:00PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI DENGAN METODA PENCUCIAN<div style="text-align: center;"><i><b>Adil Jamali</b><br />
UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung – LIPI<br />
E-mail:adilj03@yahoo.com dan adil.jamali@lipi.go.id</i></div><br />
<b>ABSTRAK</b><br />
<div style="text-align: justify;">Untuk membuat produk jadi ,bahan baku bijih besi mengalami serangkaian “cincin proses pengolahan” yang membentuk rantai kegiatan industri dari bahan baku ke produk jadi. Apabila salah satu “cincin proses pengolahan” , cpp tersebut absen maka rangkaian produksi akan terkendala. Kendala dalam wujud harga yang relative mahal,ketersediaan yang berfluktuasi dan rendahnya nilai tambah bahan baku lokal. Ditanah air dewasa ini rantai pengolahan bijih besi menjadi produk jadi, masih belum utuh, beberapa mata rantai cpp masih kosong. Diantaranya adalah benefisiasi bijih besi, suatu proses peningkatan kadar bijih besi agar menjadi konsentrat siap digunakan oleh industri tertentu atau sebagai masukan proses selanjutnya dalam pembuatan besi- baja. Bijih besi kadar rendah dengan kandungan besi 25 % - 40 % belum banyak dimanfaatkan. Padahal diperkirakan lebih dari 60% cadangan nasional bijih besi tergolong kadar rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kadar besi dari bijih besi kadar rendah 25 – 40% besi (Fe) menjadi konsentrat besi berkadar 45 – 60% Fe. Metoda yang digunakan adalah pencucian atau washing. Pertama dilakukan identifikasi bahan baku yang merupakan langkah awal yang sangat penting. Tidak semua jenis bijih besi dapat ditingkatkan kadarnya dengan pencucian. Bijih besi yang mengalami proses pelapukan dengan pengotor lempung dan silika ( Al2O3 dan SiO2 ), diperkirakan dapat diproses dengan metoda pencucian. Selanjutnya bahan baku bijih besi dianalisa kimia kandungan Fe dan senyawa pengotornya utamanya Al2O3 dan SiO2. Kemudian dicuci secara batch dan manual dilaboratorium. Sebanyak 5 Kg bijih besi kotor dimasukkan secara bertahap kedalam ember plastik volume 30 liter. Air dimasukkan kedalam ember,diaduk secara manual kemudian didekantasi. Pencucian dilakukan berulang ulang sampai dihasilkan air hasil cucian yang bersih sebagai petunjuk semua lempung telah habis tercuci. Berat sebelum dan setelah pencucian dicatat demikian pula komposisi kimia nya. Dari hasil percobaan terbukti bijih besi dengan pengotor lempung dan silika dapat ditingkatkan kadar Fe nya dalam kisaran 45- 60 % dengan perolehan 40 s/d 60% . Kemudian dilakukan percobaan secara kontinyu menggunakan peralatan yang biasa digunakan dalam pencucian pasir kuarsa yang telah dimodifikasi. Dengan memanfaatkan gaya tekan air, bijih kotor mengalami proses pelarutan menjadi bubur-lumpur selanjutnya diarahkan pada pemisahan secara sentrifugal dan gravity. Dengan metoda ini dihasilkan konsentrat besi dengan kadar 45 % -- 60% yang berasal dari bahan baku bijih besi berkadar Fe 25 – 40%. Berdasarkan data percobaan, dilakukan perancangan lembar alir proses pencucian dan peralatan pencuci bijih mineral. Sebagai tindak lanjut penelitian , telah didaftarkan sebuah paten tentang “ Alat pencuci bijih Mineral “. Dalam penerapannya, sebuah unit percobaan pengolahan skala pilot plant berhasil dioperasikan yang mempunyai kapasitas 10.000 ton/bulan konsentrat besi berkadar 45 % -- 60 %. Pilot plant ini dilengkapi dua bak pengendapan lumpur dan sirkulasi air pencucian setelah diendapkan dalam bak. Air yang telah jernih sebagian digunakan untuk pencucian dan sisanya dikembalikan kesungai. </div><br />
<i><b>Kata kunci : </b>Mineral, bijih besi, kadar rendah, proses pencucian, pilot plant. </i><br />
<br />
<a href="http://www.ziddu.com/download/12880224/R1_1_Adil_PeningkatanKadarbijihbesi.pdf.html" target="_blank"><b style="color: blue;">Download Full Paper</b></a>orang.udikhttp://www.blogger.com/profile/17355050567486769581noreply@blogger.com0