PENINGKATAN POTENSI LIMBAH ORGANIK DALAM BUDI DAYA Lentinula edodes DAN Pleurotus ostreatus

L Sandhow, TI Octavia, AA Suciptan, DS Kencana, A Fadilini
Fakultas Teknobiologi, Universitas katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta

ABSTRAK
Budi daya jamur di Bionic Farm menggunakan jenis Lentinula edodes dan Pleurotus ostreatus sebagai jamur konsumsi yang kaya protein. Kedua jenis jamur ini masing-masing memiliki suhu optimum ± 24 ºC dan 25-30 ºC untuk pertumbuhan tubuh buah maksimumnya. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan maksimum; antara lain, pH, aerasi, cahaya, dan kelembaban. Proses budi daya ini dilakukan dengan menggunakan limbah organik serbuk gergaji sebagai media bibit dan tanamnya. Selain itu, di dalam media juga ditambahkan nutrisi, seperti gips, kalsium karbonat, dedak, dan air. Sterilisasi media bibit dan tanam dilakukan selama 1.5 jam pada 121 ºC dan 1 atm. Tujuan dari budi daya jamur ini ialah untuk meningkatkan potensi penggunaan dari limbah organik dengan menggunakannya sebagai media bibit dan tanam sehingga menghasilkan suatu produk yang lebih menguntungkan. Pada akhirnya, limbah organik seperti serbuk gergaji dapat dikurangi.

Kata kunci: bionic farm, jamur, L. edodes, P. ostreatus, dan serbuk gergaji.


PENGARUH TEH HITAM (CAMELLIA SINENSIS (L.)O.K.) TERHADAP KETEBALAN DINDING ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

A. Ekawati, D. D. Andriyani, I. S. Rukmini, L. Indriani
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK
Teh hitam merupakan sumber flavonoid yang memiliki efek anti oksidan yang kuat. Beberapa antioksidan menunjukkan peningkatan fungsi endotel dan penghambatan LDL oksidasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teh hitam terhadap peningkatan ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih setelah pemberian diet tinggi lemak. Penelitian ini menggunakan metode randomized control trial terhadap 35 ekor tikus putih yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I, tidak diberi diet tinggi lemak ataupun seduhan teh hitam. Kelompok II diberi diet tinggi lemak tetapi tidak diberi seduhan teh hitam. Kelompok III, IV, dan V diberi diet tinggi lemak dan teh hitam dengan dosis berturut-turut 2,5%, 5%, dan 10% sebanyak 2 ml 2 kali sehari. Data penelitian yang diambil berupa rata-rata rasio tebal dinding terhadap jari-jari arteri (T/R). Pada akhir penelitian diperoleh rasio T/R kelompok I (0,49± 0,13), kelompok II (0,69±0,21), kelompok III (0,58 ± 0,19), kelompok IV (0,51 ± 0,14), dan kelompok V (0,50± 0,18). Dari analisis post hoc test dapat diketahui bahwa kelompok IV (0,51 ± 0,14) dan kelompok V (0,50 ± 0,18) memiliki rasio T/R yang tidak berbeda secara bermakna (p>0,05) dengan kelompok I (0,49± 0,13), sedangkan kelompok II (0,69±0,21) dan kelompok III (0,58± 0,19) berbeda bermakna secara statistik (p<0,05) dengan kelompok I (0,49± 0,13). Disimpulkan bahwa pemberian teh hitam berpengaruh terhadap ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih.

Kata Kunci: Teh Hitam, Flavonoid, Antioksidan, Dinding arteri koronaria, Arterosklerosis

PENGARUH EKSTRAK BIJI MIMBA TERHADAP PENEKANAN SERANGAN WERENG BATANG PADI COKLAT

Dies Rina Kusumastanti, Diana Puji Rahayu dan Rina Hastarita Nilawati
Fakultas Pertanian, Universitas Tunas Pembangunan, Surakarta

ABSTRAK
Wereng Batang Padi Coklat merupakan salah satu hama penting tanaman padi. Pemakaian pestisida kimiawi secara terus-menerus akan menyebabkan resistensi, resurgensi, ledakan hama kedua, terbubuhnya serangga hama bukan sasaran dan tertinggalnya residu sehingga mengganggu keseimbangan lingkungan. Untuk mengurangi dampak tersebut, pemakaian pestisida kimiawi sebaiknya diganti dengan pestisida nabati, salah satunya adalah nimba (Azadirachta indica). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pestisida biologis (ekstrak biji nimba) terhadap penekanan serangan Wereng Batang Padi Coklat (WBPC) pada tanaman padi. Penelitian ini dilaksanakan didesa Triagan, kecamatan Mojolaban, kabupaten Sukohardjo pada bulan Maret 2004 sampai dengan Mei 2004 dengan jenis tanah regosol pada ketinggian tempat 110 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan lingkungan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 2 perlakuan dengan 12 kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali. Faktor pertama konsentrasi ekstrak biji Mimba yang terdiri 5 taraf yaitu kontrol (air), 12,5 gram/l; 25 gram/l ; 50 gram/l dan 100 gram/l. Faktor kedua: Pelarut ekstrak yang terdiri 2 taraf yaitu pelarut air dan pelarut metanol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LC50 dicapai pada konsentrasi minimal 50%, macam pelarut tidak berpengaruh nyata pada nilai LC50. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji mimba semakin tinggi pula tingkat kematian hama wereng batang padi coklat, dan tidak ada perbedaan yang nyata mengenai tingkat kematian hama pada pelarut ekstrak yang berbeda.

Kata kunci: Ekstrak, mimba, wereng, padi, LC50

NILAI KETANGGUHAN DAN BENTUK PERPATAHAN HASIL PENGELASAN BUSUR TERENDAM PIPA SPIRAL BAJA API 5L X-52

Muhammad Sukron dan Suprayogo Sukmo Waskito, Muhammad Suudi
Jurusan Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAKS
Las submerged arc welding (SAW) merupakan bentuk pengelasan yang banyak digunakan untuk fabrikasi pipa, misalnya pipa spiral. Luasnya pemakaian las submerged arc welding (SAW) disebabkan karena pengelasan dapat dilakukan secara otomatis dan memiliki keandalan yang tinggi. Ketangguhan las dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya masukan panas, kuat arus, filler dan fluk, kecepatan las dan laju pendinginan. Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan struktur mikro yang memberikan ketangguhan sambungan las yang disebabkan oleh jumlah struktur mikro acikular ferit yang lebih banyak dan menyelidiki bentuk patahan dari hasil pengujian. Hal ini dilakukan dengan membuat variasi kuat arus pengelasan. Percobaan dilakukan menggunakan bahan Baja API 5L X-52 dengan variasi kuat arus DC 800 , 825, 850, 875 dan 900 Amper pada pengelasan pipa spiral di bagian luar, dengan kecepatan 13,67 mm/s dan Voltase 35 volt. Pengujian diawali dengan pengamatan struktur mikro dan di uji ketangguhan pada suhu -60 0C, -40 0C, -20 0C, 0 0C, 26 0C dan 60 0C. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ketangguhan logam las tertinggi dicapai pada kuat arus 900 Amper dikarenakan jumlah ferit acikular lebih banyak dengan suhu transisiberada pada range -20 0C dan 0 0C. Perpatahan bentuk dimple memiliki nilai ketangguhan tertinggi dan bentuk serpihan memiliki nilai ketangguhan kecil

Keywords : Pipa spiral, kuat arus, ketangguhan, baja api 5L X-52

KLONING FRAGMEN DNA GENOM YANG TERLIBAT DALAM TOLERANSI ASAM-ALUMINIUM PADA BRADYRHIZOBIUM JAPONICUM

Rika Indri Astuti, Dewi Monasari, Sarah Asih Faulina
Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor.

ABSTRAK
Mutan sensitif asam-aluminium dari bakteri Bradyrhizobium japonicum galur 38 (AAS38) berhasil dikonstruksi melalui mutagenesis transposon untuk mengidentifikasi gen yang terlibat dalam sifat toleransi asam-aluminium pada bakteri bintil akar kedelai, B. japonicum. Transposon ditransfer ke dalam sel B. japonicum toleran asam-Al melalui proses konjugasi antara sel Escherichia coli S17-1 (λ pir) yang membawa pUTmini-Tn5Km1 dengan B. japonicum toleran asam-Al pada tiga waktu inkubasi mating yang berbeda. Frekuensi transkonjugasi tertinggi sebesar 6.5 x 10-7 cell tiap resipiennya setelah inkubasi mating selama 18 jam. AAS38 tidak mampu tumbuh pada media Ayanaba (pH 4.5) yang ditambahkan 50 μM aluminium. Fragmen DNA sebesar 0.8 kb berhasil diisolasi dengan teknik inverse polymerase chain reaction (Inverse PCR) dari genom AAS38. Fragmen tersebut berhasil diklon ke dalam pGEM-T Easy (~3 kb) untuk mendapatkan plasmid rekombinan yang didesain sebagai pGEMT-38 (~3.8 kb).

Kata kunci: Bradyrhizobium japonicum, Toleran asam-aluminium, Transposon Mutagenesis, Kloning

ISOLASI BAKTERI AMILOLITIK TOLERAN pH 9 DARI TANAH DI TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG-SUKABUMI

Tika Tresnawati, Anna Mariam Fadhillah, Asih Widayani
Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor

ABSTRAK
Sebanyak lima isolat bakteri amilolitik yang toleran pH 9 berhasil diperoleh dari contoh tanah di TWA Situ Gunung, Sukabumi. Bakteri amilolitik yang dimaksud adalah bakteri yang mampu memproduksi enzim amilase dan memecah pati di luar selnya. Contoh tanah diambil dari empat lokasi yang berbeda yaitu tepi hutan (TH), hutan (H), lapang (TL), dan tepi danau (TD). Dari contoh tanah tersebut didapatkan 16 isolat bakteri yang mampu tumbuh pada media yang mengandung pati dengan pH 9. Lima isolat di antaranya menghasilkan zona bening di sekitar koloni. Hal tersebut menunjukkan adanya aktivitas amilase ekstraselular. Tiga isolat yang menghasilkan zona bening terbesar yaitu isolat H 1.1, H 3.1, dan TL 1.1. Ketiga isolat tersebut masing-masing memiliki aktivitas spesifik sebesar 4.128 U/mg, 0 U/mg, dan 0 U/mg. Dari hasil pengukuran, isolat yang memiliki aktivitas amilase hanya isolat H 1.1 yaitu sebesar 0.161 U/ml dengan kadar protein sebesar 0.039 mg/ml. Sedangkan untuk isolat TL 1.1 memiliki kadar protein sebesar 0.099 mg/ml dan isolat H 3.1 memiliki kadar protein sebesar 0.048 mg/ml.

Kata kunci : Amilolitik, Amilase, pH 9, aktivitas amilase.

FORTIFIKASI Fe ORGANIK DARI BAYAM (Amaranthus tricolor L) DALAM PEMBUATAN COOKIES UNTUK WANITA MENSTRUASI

Dian Sukma Kuswardhani, Yaniasih, Bot Pranadi
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, Bogor

ABSTRAK
Defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia, yaitu berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga oksigen yang dibawa ke jaringan menurun. Akibatnya terjadi kekurangan energi, kelesuan, sakit kepala, dan pusing-pusing. Anemia lebih banyak dialami oleh wanita karena pada wanita terjadi kehilangan zat besi yang lebih banyak akibat kehilangan darah selama menstruasi. Hal ini dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi yang cukup tinggi. Bayam merupakan salah satu sumber zat besi dengan kandungan sebesar 3.9 mg/g. Penambahan bayam pada produk cookies diharapkan dapat meningkatkan kadar zat besi produk tersebut sehingga baik dikonsumsi oleh wanita menstruasi. Pemilihan fortifikasi pada produk cookies karena produk ini sudah banyak dikenal konsumen, disukai karena teksturnya yang renyah, pembuatannya mudah, dan biaya pembuatannya relatif murah. Penelitian pembuatan cookies dilakukan dengan menggunakan enam formula konsentrasi penambahan bayam, yaitu sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Formula penambahan bayam yang paling baik berdasarkan kadar Fe dan penerimaan organoleptik adalah cookies bayam 10%. Kandungan Fe pada cookies bayam 10% adalah sebesar 0.0749 mg/g cookies. Bila kebutuhan Fe wanita menstruasi sebesar 1.2 – 2.0 mg per hari maka kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi minimal 9 cookies per hari dengan asumsi daya serap Fe pada cookies bayam sebesar 20%.

Kata kunci : zat besi, bayam, cookies, wanita menstruasi

EFISIENSI PENGIKATAN SUBSTRAT AMILUM OLEH ENZIM α-AMILASE SALIVA PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE

Tenno Ukaga, Denny Miftahur Ramadhan, Alvina Rosana, Dini Permatasari
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru

ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Gigitan nyamuk tersebut akan memasukkan virus dengue ke aliran darah. Virus itu akan berada dalam sirkulasi darah (viremia) dan menyebabkan peradangan sebagai reaksi pertahanan tubuh terhadap infeksi. Peradangan akan menyebabkan peningkatan pembentukan Senyawa Oksigen Reaktif. Senyawa Oksigen Reaktif dapat merubah aktivitas enzim amylase. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang dengan subjek adalah kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok uji. Kelompok kontrol adalah kelompok orang sehat, sedangkan kelompok uji adalah kelompok penderita demam berdarah. Pengujian aktivitas pengikatan enzimsubstrat dilakukan dengan cara berikut. Sebelumnya disiapkan 6 buah tabung reaksi. Kemudian, masing-masing tabung dimasukkan 5ml, 6ml, 7ml, 8ml, 9ml, 10ml larutan amilum. Setelah itu, ditambahkan saliva masing-masing 1 ml dan indikator iodium sebanyak 2 tetes. Lalu dicatat waktu saat menambahkan iodium hingga terjadi perubahan warna dari berwarna biru menjadi tak berwarna. Larutan dikendalikan pada suhu 37oC dan pH 7,4. Setelah itu, dibuat grafik antara waktu (t) dengan 1/[S] dengan bantuan program microsoft exell. Nilai intersept akan digunakan untuk menghitung Vmax dan nilai slope digunakan untuk mengukur nilai Km. Nilai Km untuk kelompok kontrol adalah 19,89 dengan Vmax = 0,066. Pada kelompok uji, nilai Km dan Vmax masing-masing 11,24 dan 8,68 x 10-4. Disimpulkan bahwa terdapat penurunan nilai Km sebesar 43,49% pada penderita Demam Berdarah Dengue.

Kata Kunci: Amilum, Senyawa Oksigen Reaktif, Saliva, Km

EFEKTIFITAS PENYULINGAN DAUN NILAM METODE STEAM DESTILLATION DENGAN PERLAKUAN PENDAHGAN SUHU RENDAH TERMODIFIKASIULUAN PENGERIN

Betty Herlina, Harry Perjaka, Derry Arisandi, Yuli Henriyani, Hendres DJ
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Fakultas PERTANIAN Universitas Bengkulu, Bengkulu

ABSTRAK
Propinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah penghasil minyak nilam yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi komoditi ekspor. Salah satu masalah yang dihadapi petani minyak nilam di wilayah Bengkulu adalah rendemen minyak nilam masih rendah sekitar 2-2,5% dan mutunya kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara penyulingan dengan pendahuluan pengeringan suhu rendah termodifikasi dan penyulingan dengan perlakuan tinggi tumpukan bahan terhadap efektifitas penyulingan berdasarkan rendemen minyak yang dihasilkan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi dan pembanding antara proses penyulingan yang dilakukan pada penelitian ini dan yang dilakukan oleh petani/pekebun nilam dan sebagai kajian dan pedoman bagi petani pekebun nilam dalam melakukan perlakuan pendahuluan dan penyulingannya, sehingga kinerja dari proses penyulingan yang telah dilakukan dapat diperbaiki dan akan meningkatkan kesejahteraannya. Berdasarkan penelitian ini diperoleh informasi hasil penyulingan nilam jenis nilam aceh (Pogostemon cablin), dengan metode steam destillation dan perlakuan pendahuluan suhu termodifikasi menghasilkan rendemen penyulingan tertinggi pada kecepatan pengeringan minimum, yaitu 3,312% serta hasil terendah diperoleh pada kecepatan pengeringan minimum dengan ketinggian tumpukan rendah yaitu 2,29%. Secara signifikan hasil penelitian menunjukan bahwa rendemen minyak meningkat dengan peningkatan kecepatan pengeringan dan meningkatnya tinggi tumpukan bahan dalam katel suling.

Kata kunci : Nilam, Steam Destillation, Perlakuan Pendahuluan

EFEK GETAH PELEPAH PISANG (Musa spp) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO

Dharma Hananta, Ika Listyarini, Lina Haryati
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antimikroba getah pelepah pisang terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara in vitro yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2005. Bahan yang digunakan adalah bakteri Pseudomonas aeruginosa, nutrient agar, MacConkey agar, kristal violet, lugol, alkohol 70% dan 96%, safranin, aquades, kertas uji oksidase, getah pelepah pisang, tissue, kertas roti, kertas penanda, plester bening, korek api. Perlakuan pada penelitian ini (konsentrasi getah pelepah pisang 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%) dilakukan pada lima isolat Pseudomonas aeruginosa. Metode Penelitian meliputi pembuatan Nutrient Agar Plate, identifikasi bakteri Pseudomonas aeruginosa, perbenihan cair, uji antimikroba getah pelepah pisang terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dengan menggunakan metode dilusi tabung dan modifikasi metode difusi agar, analisa data jumlah koloni dan diameter zona hambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa melalui analisis statistik one way ANOVA, korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi getah pelepah pisang menyebabkan penurunan jumlah koloni Pseudomonas aeruginosa dan peningkatan diameter zona hambatan bakteri tersebut. Kadar Hambat Minimal (KHM) dan Kadar Bunuh Minimal (KBM) getah pelepah pisang terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa tidak dapat ditentukan dengan menggunakan metode uji dilusi tabung.

Kata Kunci : Pseudomonas aeruginosa, getah pelepah pisang, KHM, KBM, diameter zona hambatan.

PERILAKU MATERIAL AMORF GELAS METALIK BINER DAN TERSIER BERBASIS ZIRKONIUM TERHADAP LAJU KOROSI

M. Mukhlas Roziqin, Indah Tri Wahyuni
Jurusan Fisika, Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRAK
Penelitian untuk menentukan nilai laju korosi material amorf gelas metalik berbasis zirkonium dilakukan dengan mempelajari perilaku korosinya dalam lingkungan HNO3 dan pengaruh jenis elemen pemandu terhadap nilai laju korosinya. Bahan yang digunakan adalah material amorf gelas metalik dua, tiga dan empat komponen seperti ZrCu, ZrNi, ZrNiAl, dan ZrCuNiAl yang berupa potongan-potongan berbentuk silinder pipih dengan diameter 13mm dan tebal 2mm. Digunakan potensiostat PGS-201T untuk menguji laju korosi material amorf gelas metalik berbasis zirkonium ini. Dengan demikian didapatkan kurva potensial lawan log intensitas arus. Dari kurva tersebut nilai arus korosi dapat diketahui sehingga nilai laju korosinya juga dapat ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paduan logam ZrNi lebih tahan terhadap serangan korosi jika dibandingkan dengan paduan yang lain.

Kata kunci: Laju korosi, material amorf, zirkonium, potensiostat

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN OPTIK FILM TIPIS TiO2:Co YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE MOCVD DI ATAS SUBSTRAT SILIKON

Iing Mustain
Jurusan pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

ABSTRAK
Telah dilakukan karakterisasi film tipis TiO2:Co yang ditumbuhkan dengan metode MOCVD di atas substrat silikon dengan temperatur penumbuhan yang bervariasi. Karakterisasi meliputi morfologi, karakteristik optik, kekristalan, dan sifat kemagnetan dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), Photoluminescence (PL), X-Ray diffractometer (XRD), dan Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa morfologi film sangat dipengaruhi oleh temperatur penumbuhan yang digunakan. Morfologi film terbaik terjadi pada film yang ditumbuhkan dengan temperatur 450oC, yang ditandai dengan butiran kristal yang tersebar merata dan kompak membentuk ketebalan film yang merata. Pola pertumbuhan butiran berbentuk kolumnar. Kehadiran atom-atom Co dalam film ditandai dengan adanya pergeseran nilai celah pita energi dari celah pita energi bahan dasarnya TiO2. Sampel film TiO2:Co yang ditumbuhkan dengan temperatur penumbuhan 450oC memiliki orientasi kristal tunggal dengan struktur kristal anatase pada bidang (213). Film ini menunjukkan sifat ferromagnetik yang tergolong bahan magnet lunak (soft magnetic) yang ditandai dengan nilai koersifitas sekitar 100 Oersted.

Kata kunci: Morfologi, Opik, MOCVD, TiO2:Co, temperatur penumbuhan

PEMANFAATAN LAHAN PASIR PANTAI UNTUK BUDI DAYA BUAH NAGA (Cactaceae Hylocereus)

Andri Eko Riyantoro, Amin Padmo Fitri
Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK
Sektor pertanian di Pulau Jawa dihadapkan pada masalah konversi lahan dan masalah pasar bagi produk pertanian. Mengingat tantangan yang komplek bagi pertanian di Pulau Jawa, maka diperlukannya pembangunan pertanian di lahan pasir pantai dengan menggunakan teknik pengelolaan dan pemanfaatan yang sesuai sehingga menjadi lahan pertanian yang produktif, salah satunya untuk budi daya buah naga (`cactaceae hylocereus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lahan pasir pantai untuk budi daya buah naga (cactaceae hylocereus) dan cara membudidayakannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif yang mendeskripsikan segala sesuatu yang ada di lapangan yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan pasir untuk budi daya buah naga (cactaceae hylocereus). Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan data yang tersaji dan diinterpretasikan berdasarkan teori yang ada. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa lahan pasir pantai selatan mengandung pasir >95%, mempunyai struktur kasar, konsistensi lepas, kurang baik menahan air, permeabilitas dan drainase sangat cepat, serta miskin kandungan hara. Sehingga, penanaman buah naga (cactaceae hylocereus) di lahan pasir pantai harus ditambah tanah lempung dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Cara membudidayakannya meliputi: pemilihan bibit yang baik dengan ukuran batang 50-80 cm dan diameter 8 cm, penanaman pada beton sebanyak 4 bibit, melakukan pemeliharaan setelah seminggu yaitu tanaman yang mati, rusak atau busuk harus segera diganti dengan setek yang baru, pemangkasan agar tanaman menjadi teratur, pengairan yang teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan, pemupukan dilakukan sebagai penyimpan air, menjaga kelembaban tanah, dan penghemat air penyiraman, serta pemanenan dengan ciri buah yang sudah tua, kulit berwarna merah tua mengkilap dan pasca panennya pada batang bekas buah dipotong untuk merangsang pertumbuhan tunas baru. Pemasaran untuk saat ini di pasarkan ke swalayan dan toko buah-buahan segar atau pedagang langsung menemui petani. Manfaat dari budi daya ini dapat sebagai tanaman obat, menambah pendapatan petani, pemasukan devisa daerah dan sebagai kawasan wisata pertanian (agrowisata).

Kata Kunci: pemanfaatan, lahan pasir, pertanian, buah naga, agrowisata

POTENSI EKSTRAK BIJI MAHONI (SWIETENIA MACROPHYLLA) DAN AKAR TUBA (DERRIS ELLIPTICA) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA UNTUK PENGENDALIAN HAMA CAISIN

Bayo Alhusaeri Siregar, Didiet Rahayu Diana, Herma Amalia
PS Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor, Bogor

ABSTRAK
Serangan hama utama caisin yaitu Crocidolomia pavonana, Plutella xylostella, dan Phyllotetra sp. menjadi kendala utama dalam pengembangan budidaya caisin (Brassicaceae). Petani biasa menggunakan pestisida sintetik dalam pengendalian hama caisin. Akan tetapi, pemakaian pestisida sintetik secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan bahaya keracunan. Dampak negatif yang disebabkan oleh pestisida sintetik, menjadikan pestisida nabati sebagai alternatif dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Dalam 30 tahun terakhir, tidak kurang dari 1500 tanaman telah dilaporkan aktif terhadap serangga. Laporan aktivitas insektisida paling sering melibatkan jenis-jenis tumbuhan dari famili Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae, dan Rutaceae. Salah satu ekstrak tumbuhan yang efektif dalam mengendalikan serangga adalah Swietenia macrophylla dan Derris elliptica. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan ekstrak biji mahoni dan akar tuba dalam mengendalikan hama caisin di lapang. Lahan pertanaman caisin dibagi dalam 5 petak untuk 5 ulangan. Masing-masing petak terdiri dari 10 bedengan yang dibagi untuk 5 perlakuan. Jenis perlakuan antara lain: (1) ektrak mahoni 5%, (2) ekstrak akar tuba 5%, (3) mahoni 2,5% + akar tuba 2,5%, (4) Insektisida pembanding Baccilus thuringiensis 2 g/L, dan (5) kontrol (air+detergen). Pada tiap petak perlakuan dipilih 20 tanaman contoh secara acak. Parameter yang diamati yaitu populasi hama yang ditemukan dan intensitas kerusakan. Ekstrak mahoni 5% dapat menyelamatkan kehilangan hasil terbesar dibandingkan bahan ekstrak lain. Sedangkan ektrak akar tuba 5% memiliki toksisitas yang sangat tinggi untuk ketiga spesies hama yang diamati yaitu Phyllotetra sp., Crocidolomia pavonana, dan Plutella xylostella dibuktikan dengan jumlah populasi terkecil. Ekstrak mahoni bekerja sebagai antifeedent sedangkan akar tuba sebagai racun perut dan kontak. Kedua ekstrak ini mengandung senyawa Rotenon.

Kata Kunci : Pestisida nabati, akar tuba, biji mahoni, antifeedant, rotenon.

MODIFIKASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT SEBAGAI MEMBRAN ULTRAFILTRASI: STUDI PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP KINERJA MEMBRAN

Ali Muhammad Yusuf Shofa, Lutviatus Soliha, Ratna Tri Fauzia
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Jember

ABSTRAK
Selulosa asetat (CA) dimodifikasi dengan menambahkan dimetil ftalat (DMP) sebagai plastisizer. Modifikasi membran selulosa asetat dilakukan dengan metode inversi fasa. Karakterisasi yang dilakukan adalah karakterisasi sifat fisik yaitu kerapatan dan derajat swelling, uji mekaniknya mengunakan uji kuat tarik, uji kinerja membran menggunakan fluks dan rejeksi serta analisis struktur membran dengan spektroskopi IR. Modifikasi membran selulosa asetat dilakukan melalui tiga tahap, meliputi: analisis kadar asetil dalam selulosa asetat, pembuatan membran selulosa asetat dan karakterisasi membran selulosa asetat. Parameter yang diamati adalah komposisi CA/DMP dan waktu penguapan pelarut. Membran hasil modifikasi dengan komposisi 3% DMP, 22% CA mempunyai pori yang lebih rapat. Hasil pengukuran kerapatan, derajat swelling, kuat tarik, fluks dan rejeksinya berturut-turut sebagai berikut: 0,3259 gr/cm3, 2,6823 %, 0,09848 N/mm2, 6,972 (L/m2.jam) dan 92.732 %. MWCO dapat terlampaui pada dekstran dengan berat molekul 100 kD, waktu penguapan pelarut 60 detik. Hasil uji IR menunjukkan adanya interaksi Ikatan Hidrogen antara DMP dan CA.

Kata kunci: selulosa asetat; dimetil ftalat; plastisizer; inversi fasa.

ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH

Ria Amiriani, Ria Yunisa Primasari
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang

ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak cengkeh terbesar di dunia. Namun minyak cengkeh yang dihasilkan pada umumnya kualitasnya rendah, kandungan eugenolnya sekitar 60 – 70% saja.Peningkatan minyak cengkeh dapat dilakukan dengan cara mengisolasi eugenol dalam minyak cengkeh dengan proses distilasi fraksionasi tekanan rendah. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah menentukan kondisi operasi optimum yang relatif lebih baik dalam proses isolasi eugenol dalam minyak cengkeh dengan distilasi tekanan rendah.Metode yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pertama berupa analisa kadar eugenol pada umpan minyak daun cengkeh, tahap kedua berupa proses distilasi fraksionasi tekanan rendah, dan tahap terakhir berupa analisa distilat dan residu hasil distilasi fraksionasi tekanan rendah.Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan kondisi optimum dari proses isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh dimana kondisi optimum dicapai pada saat harga densitas dan indeks bias mendekati harga densitas dan indeks bias eugenol teoritis

Kata Kunci : minyak daun cengkeh, eugenol, distilasi, fraksionasi, tekanan rendah

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI KATALIS PADAT DALAM OPTIMALISASI DAN EFISIENSI SINTESIS α-TOKOFEROL (VITAMIN E)

Ucik Ayudianingsih, Khairun Nisa’ K, A Swandaru, M Yuni R, Nanik Fauziah
PS Kimia Fakultas MIPA, Universitas Airlangga, Surabaya

ABSTRAK
α-tokoferol dikenal sebagai salah satu vitamin E yang mempunyai aktivitas antioksidan. Sintesis senyawa dengan struktur cincin kroman ini merupakan reaksi kondensasi hidrokuinon dan suatu alilik alkohol menggunakan AlCl3, BF3, dan ZnCl2 sebagai katalis asam Lewis. Penggunaan katalis tersebut memiliki kelemahan yaitu harganya mahal, mengalami deaktivasi karena terikatnya molekul-molekul air selama reaksi berlangsung sehingga tidak dapat dipakai ulang, dan pemisahan katalis dari produk reaksi sulit dilakukan atau memerlukan bahan kimia tambahan. Untuk mengatasi hal tersebut, Al-bentonit digunakan sebagai katalis yang bersifat asam Lewis yang diperoleh dari reaksi pertukaran ion (kation Al3+ dipertukarkan Ca2+ dari bentonit). Al-bentonit dalam reaksi kondensasi alkilasi-siklisasi Friedel Craft dari reaksi trimetil hidrokuinon dengan isofitol mampu menghasilkan α-tokoferol dengan rendemen yang tinggi. Proses reaksi kondensasi sintesis α-tokoferol dalam pelarut n-heksana dengan suhu 50oC merupakan suhu optimum dalam menghasilkan α-tokoferol.

Kata kunci : α-tokoferol, bentonit, katalis

PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN LIMBAH PLASTIK JENIS POLIPROPILEN DALAM HIGH SPEED DIESEL

Ernia Novika Dewi, Nessia Irwanti, Mariana Novita R, Ika Sufariyanti
PS Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

ABSTRAK
Penggunaan plastik yang semakin meluas dan meningkat tiap tahunnya menyebabkan semakin menumpuknya limbah plastik terutama dari jenis polipropilen. Di sisi lain, kekhawatiran akan terjadinya krisis energi menimbulkan upaya daur ulang limbah plastik untuk menghasilkan bahan bakar alternatif baru sebagai pengganti bahan bakar diesel. Dengan melarutkan plastik jenis polipropilen (PP) dalam High Speed Diesel (HSD), dilanjutkan dengan menambahkan air dan surfaktan untuk mencegah bahan bakar yang dihasilkan membeku pada suhu kamar, diharapkan akan diperoleh bahan bakar baru dari recycle limbah plastik. Pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh yang ditimbulkan oleh penambahan surfaktan terhadap kesetimbangan solid-liquid sistem solar-PP-surfaktan-air secara eksperimen. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pelarutan PP dalam HSD, tahap penambahan air dan surfaktan dan tahap pengamatan dan analisa. Analisa dilakukan dengan metode analisa penurunan suhu maupun dengan metode Differential Scanning Calorimetry (DSC). Dari eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang sangat signifikan, yaitu bahwa pertama larutan PP-HSD yang membeku pada suhu kamar dan memisah menjadi dua fase dapat teremulsi dengan baik dengan penambahan surfaktan dan air. Sedangkan kontribusi hasil yang kedua adalah pencampuran antara PEG dan SLES dengan komposisi perbandingan 4 :1 akan menghasilkan emulsi yang baik dan stabil.

Kata kunci : recycle limbah plastik, bahan bakar alternatif, surfaktan

PEMANFAATAN POTENSI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq) SEBAGAI BAHAN DASAR C-AKTIF UNTUK ADSORPSI LOGAM PERAK DALAM LARUTAN

Winda Rahmalia, Fitria Yulistira, Janiar Ningrum, Mahwar Qurbaniah, Muhammad Ismadi
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Tanjungpura, Pontianak

ABSTRAK
Perak (Ag) merupakan salah satu jenis logam berat yang pada batas-batas tertentu bersifat polutan bagi lingkungan. Setiap tahunnya industri fotografi membuang sekitar150.000 kg Ag ke perairan. Salah satu teknik rekoveri logam Ag yang relatif murah, proses relatif sederhana, mempunyai efektivitas dan efisiensi tinggi dan dapat diregenerasi adalah adsorpsi menggunakan C-aktif. Pada penelitian ini telah dilakukan preparasi C-aktif dari bahan dasar tandan kosong (tankos) kelapa sawit. Pemanfaatan tankos sebagai C-aktif dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah industri kelapa sawit sekaligus alternatif pengurangan konsentrasi logam berat di lingkungan perairan. Preparasi C-aktif dari tankos kelapa sawit dilakukan dengan cara karbonisasi pada temperatur 700oC. Aktivasi dilakukan menggunakan larutan ZnCl2 50% selama 48 jam, ditanur pada temperatur 700oC selama 1 jam, dicuci dan dikeringkan pada 1050C.. Karakterisasi C-aktif dilakukan dengan metode SEM dan penentuan luas permukaan spesifik adsorben. Karakterisasi adsorpsi C-aktif terhadap ion Ag(I) dilakukan dengan mengkaji parameter kapasitas dan laju adsorpsi. Penentuan kapasitas didasarkan pada isoterm adsorpsi Langmuir sedangkan konsntanta laju adsorpsi ditentukan berdasarkan persamaan kinetika L-H yang dimodifikasi oleh Santosa (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorpsi Ag(I) pada C-aktif hasil penelitian mengikuti dengan baik model isoterm adsorpsi Langmuir dengan harga kapasitas adsorpsi sebesar 2,8583 x 10-4 mol/g

Kata kunci: C-aktif , tankos kelapa sawit, adsorpsi, perak

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr SEBAGAI KANDIDAT KELONGSONG (CLADDING) BAHAN BAKAR NUKLIR

Beni Hermawan, Incik Budi Permana, Robi Martin, dan Misbahuddin Nur
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung

ABSTRAK
Kebutuhan akan energi listrik saat ini terus meningkat. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu sumber energi listrik yang cukup efisien dibandingkan dengan sumber energi listrik lainnya. PLTN memerlukan suatu pengamanan yang lebih, salah satunya adalah pengamanan kelongsong (cladding) bahan bakar nuklir. Dalam kerja praktek ini, telah diuji ketahanan logam zirkonium dan Paduan Zr-Mo-Fe-Cr sebagai kelongsong bahan bakar terhadap korosi pada temperatur 550oC selama 24 jam, dengan dialiri uap air. Hasil uji korosi mengunakan Magnetic Suspension Balance (MSB) menunjukkan bahwa Paduan Zr-Mo-Fe-Cr mempunyai ketahanan korosi lebih besar dibandingkan dengan logam zirkonium. Mikrostruktur permukaan logam zirkonium dan Paduan Zr-Mo-Fe-Cr yang terkorosi dikarakterisasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan X-Ray Difractometer (XRD).

Kata kunci : PLTN, cladding, korosi, logam zirkonium, Paduan Zr-Mo-Fe-Cr

PEMANFAATAN ABU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI KATALIS BASA PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI DALAM PEMBUATAN BIODIESEL

YOESWONO, JOHAN SIBARANI, SYAHRUL KHAIRI
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

ABSTRAK
Telah dilakukan reaksi transesterifikasi minyak kelapa sawit dalam media metanol dengan memanfaatkan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa. Karakterisasi abu TKKS dilakukan dengan uji AAS dan titrasi indikator. Variabel yang dipelajari adalah pengaruh berat abu tandan kosong kelapa sawit (5 g, 10 g, 15 g, 20 g dan 25 g) yang direndam di dalam 75 mL metanol dan rasio mol metanol-minyak (3:1;6:1;9:1 dan 12:1). Biodiesel diperoleh dengan merefluks minyak kelapa sawit dengan metanol yang telah terlebih dahulu direndam di dalamnya abu tandan kosong kelapa sawit. Refluks dilakukan pada temperatur kamar selama 2 jam. Lapisan ester didistilasi pada temperatur 74 °C, diekstraksi dengan aquades, kemudian sisa air diikat dengan penambahan Na2SO4 anhidrat dan disaring. Biodiesel yang dihasilkan dikarakterisasi dengan kromatografi gas-spektroskopi massa (GC-MS), ASTM D 1298 (gravitasi spesifik pada 60/60°F), ASTM D 97 (titik tuang), ASTM D 2500 (titik kabut), ASTM D 93 (titik nyala), ASTM D 445 (viskositas kinematik pada 40°C), ASTM D 482 (kadar abu), dan ASTM D 189 (sisa karbon Conradson). Biodiesel yang diperoleh memiliki penyusun utama berupa campuran metil ester dengan senyawa utama berupa metil palmitat. Kenaikan berat abu tandan kosong kelapa sawit memberikan konversi biodiesel maksimum pada berat abu sebesar 15 g, dan menurun untuk berat yang lebih besar. Kenaikan jumlah mol metanol menaikkan konversi biodiesel sampai optimum pada perbandingan mol metanol minyak 9:1 (84,12%) dan menurun pada rasio 12:1 (75,58%). Sebagian besar biodiesel yang dihasilkan telah sesuai dengan karakter fisis minyak solar dan minyak diesel.

Kata Kunci: abu tandan kosong kelapa sawit, biodiesel, transesterifikasi, metanol.